Kisah di Balik Kostum APD
0 menit baca
PAREPARE, INKOP.ID -- Saat semua orang memutuskan untuk jaga diri dari pendemi virus Covid-19, saat itulah dr Nevy Shinta Damayanti SpP MARS memutuskan untuk menuju ke Kota Parepare.
Harus, itulah yang Nevy pikirkan saat menerima panggilan jiwa untuk menangani pasien rujukan asal Polman. Meski saat itu kondisi RSUD. A. Makkasau Parepare dalam kondisi keterbatasan Alat Pelindung Diri (APD).
Untunglah, manajemen Rumah Sakit (RS) mencari solusi dengan meminjam APD di RS lainnya, sementara berjalaannya waktu, bantua APD mulai berdatangan.
dr. Nevy pun mulai bekerja bersama tim Covid 19 lainnya, ia pun mulai membangun semangat dan memberikan edukasi agar tim bekerja sesuai SOP medis.
"was-was pasti takut juga cuman saya sampaikan ini mi jihad kita, virus itu ada namanya, jika ada namamu biarpun gak kerja pasien covid akan kena juga, bersemangat lah, alhamdullillah pada semangat,"katanya.
Tepat 17 maret 2020, RSUD. A. Makkasau Parepare menerima rujukan pasien rujukan Covid-19. Layanan screening pasien Orang Dalam Pengawasan (OPD) juga dibuka.
"layanan screening pasien OPD itu juga lumayan effort nya, Kami dibantu dari BNPB untuk tendanya, Jadilah layanan screening covid disebelah ruang isolasi,"katanya.
Saat, Tim mulai menerima hasil pemeriksaan medis yang menyatakan pasien positif Covid-19. Perasaan was-was kembali menghantui, dr Nevy kembali meyakinkan tim dan berdoa bersama.
"Yang sedih tuh ya teman-teman karena mereka harus bermalam di RS untuk karantina,"ujar dr. Nevy.
dr. Nevy mengatakan, stigma orang luar kami ini dikarantina karena positif covid, adalah stigma yang sangat salah.
Sesekali rekan setim dr. Nevy mengatakan, bilang enak dokter Nevy sering pisah dengan keluarga jadi biarpun di karantina sudah biasa,"katanya.
"Saya cuman bilang, bersabarlah, Insyaallah pasien pasien macam ini yang menarik tangan kita ke surga,"katanya.
dr. Nevy mengatakan, tim juga harus menggunakan kostum APD selama berjam - jam saat melakukan penanganan pasien.
"Pakaiannya terasa panas, pakainya sampai 4-6 jam, tahan BAN dan BAK,"katanya.
Tim juga harus menahan rasa lapar dan siap ditugaskan kapanpun untuk memeriksa pasien.
"Bayangkan kalau masuk tengah malam keluar subuh, setelah pakai APD harus mandi keramas bersih, belum lagi itu teman teman perawat kalau pasang infus mereka harus lebih teliti karena 3 lapis sarung tangan dipakai,"katanya.
Meski tak bisa bertemu keluarga tercinta, dr. Nevy ingin anaknya mengikuti jejak sang ibu.
"saya mau anak-anak saya juga punya jiwa yang pantang menyerah dan membantu orang, dengan resiko ya saya gak boleh ketemu mereka,"katanya.
PENULIS : ABOD
EDITOR : YUSRAN